Gelap.“Pengumuman, Madam. “Adikku” tidur nyenyak sementara dia sendiri puas. Bokep indo “Terima kasih.” Dia bangkit, lalu tersenyum padaku. Bayangan saya menjadi kenyataan. Saya merasakan bulu-bulu halus di telapak tangan saya. Hmmm. Empat kali. Lezat tak terukur.Sepertinya dia sudah sering melakukan ini. Mungkin di pangkuan ayah. Aku mengelus pahanya lagi. Matanya yang bundar memantulkan kilatan cahaya neon di luar bus.Dia menatap tubuhku.“Kasihan, …” senyumnya menunjuk pada “saudara perempuanku”. Masalahnya adalah membeli tiketnya sekarang.”Saya melihat ibu yang menyapa saya sebelumnya. Potong itu. Penisku mulai hidup lagi. Kali ini cukup panjang. OOoh, keren.“Besar …,” dia mendesis. Saya kemudian pura-pura tidur. Pasti basah, karena saya merasakannya dengan tangan saya. Empat kali. Saya menutup mata lagi.Perjalanan ini benar-benar akan menyenangkan, jika Anda tidak perlu mendengar rengekan seorang anak berusia 5 tahun yang sepertinya tidak pernah diam. Saya menggeser kaki saya sehingga kaki anak itu tidak menekan celana saya. Lengkap. Sangat halus. Puting. atas dan bawah. Terkadang saya ingin memberontak, melanggar peraturan. Payudaranya besar. di dalam dan luar. Matanya yang bundar memantulkan kilatan cahaya
