“Rugi, kalau aku tak klimaks” pikir aku. Bokep jepang “Rugi, kalau aku tak klimaks” pikir aku. Segera gantian aku menutup mata, konsentrasi penuh membaygkan kemaluannya Sharon Stone. Tanpa ragu sedikitpun Diana melepas kancing bajunya dan membaringkan diri di meja pingpong, nampak BH Krem dan sebagian buah dada yg menyembul, kulit yg putih dan sangat bersih. “Ayo kita pulang” aku mengingatkan, jam sudah menunjukkan jam 2 malam. “Sebentar yaa”..mendadak aku bangkit, aku segera matikan USG dan lampu ruang elektronik yg terang benderang itu dgn segera. “Enak Pak.terus.terus” sambil tetap terus menutup mata. “ON”…hiduplah alat mahal ini, kita bertiga termangu-mangu didepan alat ini, selain ini untuk pertama kalinya juga perusahaan kita mendapat pesanan alat ini, juga pertama kali Pak Sebastian merakit. Sedangkan otak aku masih berperang antara “Mas dan Pak”. “Kemaluanku” sudah tak tahan lagi, lihat keadaan seperti ini. “Aduh, sekarang dia panggil aku Mas,
padahal aku bossnya, belum lagi kalau dia hamil” Aku tarik tepi CDnya, teraba vulvanya yg sudah basah, aku gosok pelan-pelan bibir dalam kemaluannya.
