Windu menahan nafas menanti detik-detik di saat akhirnya benda itu akan tiba di tujuan. Berjalan dan terus berjalan.Epilogue: Bangsaaaaattttt!Dengan tubuh penuh keringat, Windu memasuki kamar kosnya. Xnxx bokep Di depan, kembali ia bertemu dengan Dewi si resepsionis.“Sudah, pak..?” pertanyaan Dewi tidak digubris. Yang dipikirkannya cuma bagaimana ia menguasai diri. “Pinggulnya angkat dulu dong, mas..! Ia memegang batang kemaluannya yang nampak aneh terbungkus karet berwarna pink itu.“Eit… jangan dipegang dong. Windu memejamkan mata berusaha mengusir wajah kedua orang itu. Ada yang berbisik-bisik sambil tertawa. Kedua benda bulat itu benar-benar ekstra besar dan menggantung. Kondom! Tubuh kedua orang itu bermandikan keringat. Begitu dirasakannya sudah berada di posisi yang pas, si mungil menekan pinggulnya ke bawah dengan keras. Matanya memerah, air matanya mulai menetes.Langit semakin gelap, malam semakin sepi. Tawa yang juga ditafsirkannya sebagai ledekan atas apa yang baru saja dilakukannya. Windu memejamkan mata berusaha mengusir wajah kedua orang itu.
