”
Aku disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi. Di kantor, aku masih terbayang-bayang wanita yang di lehernya ada keringat. Playbokep Ah. Lalu dia kembali memijat pangkal selangkanganku. Aku tiduran sambil baca majalah yang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu. Jam berapa harus sampai di Ciledug, jam berapa harus naik angkot yang penuh gelora itu. “ Aku sudah tak tahan, ayo dong..! Anggap saja tdiap-tdiap baju sama dengan jumlah kancing bajuku: Tujuh. Dia berlutut mengelap selangkangan bagian belakang. Sampai dia selesai mengelap bagian belakang selangkanganku dan berdiri. ” katanya menggoda, menunjuk Kejantanankuku. “ Ini.., ” kutunjuk pangkal selangkanganku. Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Lho, salon kan tempat umum. Tidak apalah hari ini tidak ketemu. ”
Dia berdiri. Kring..! Dia hanya menampakkan diri separuh badan. Dia hanya menampakkan diri separuh badan. ” kataku sambil menancapkan Kejantananku amblas seluruhnya. Ke mana dia ? Kemudian menyerahkan celana pantai. Kalau kini aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku terlalu terbuai