Aku berdiri dengan posisi menghadap ranjang dan Santi berbaring miring, dia dengan lahap menghisap kejantananku. Aku seperti melihat film dengan diriku sendiri menjadi aktornya. Bokep jepang Kakinya yang mengenakan sepatu hak tinggi membuat ia semakin menarik. Sepertinya mulai ada kesanku secara khusus terhadapnya. Suamiku belum tentu seminggu sekali menggauliku.. “Sebentar Mas, berbaring aja dulu!” katanya sambil menelentangkan badanku.Diambilnya cologne biasa, bukan merk mahal, dan diusapkannya di dadaku dan ketiakku.“Biar harum”, katanya.Aku semakin terkesan dan mulai menikmati tindakannya. Suara itu terdengar ketika pahaku beradu dengan pantatnya. Santi ya? Bibirku turun ke lehernya, kujilat lehernya dan beralih ke dadanya. Spermaku tumpah ke dalam liang vaginanya. Dan akhirnya aliran lahar yang tertahan dari tadipun meledak. Kami tidak janjian untuk ketemu lagi, hanya kembali kuberikan nomor telpon kantorku dan ia berjanji untuk menelponku setiap kali membutuhkan pelepas dahaganya. Sekarang baru bisa pulang dan mau istirahat”. Ketika kutanya apakah namanya hanyalah nama profesi atau nama sebenarnya, ia mengeluarkan KTP-nya dan menyerahkannya padaku. Namun kali ini aku ambil sewa kamar selama dua jam. Sungguh
