Satu sendok teh saja. Aku menunduk. Bokep arab Hanya nafasku saja yg tersengal- sengal. Walau, saya juga… cinta. Kamu… mengerti?” Aku mengangguk.Denyut jantungku makin cepat. Tapi kalau nanti tuan pergi dan lupa pada saya…. Basah. Lega, rasanya lega sekali. Karena aku belum pernah mencintai perempuan, seperti aku mencintaimu. Saya sudah berkata lancang…” Tuanku terdiam.Aku merasa tdk karuan.“Permisi, tuan…” dengan gugup aku bangkit lalu kembali ke kamarku. Menarik. Aku mencucurkan air mata. Membersihkan air mani Kak Edo di sana sini. Kulihat tuanku sudah mengeluarkan penisnya, tegak mengacung.Tanpa perintah kata-kata, aku tahu itu adalah tanda. Aku tersenyum, menyambutnya di hari yg baru.“Met pagi, tuan…”
“Met pagi…”
“Sarapan?”
“Ehm… ada kamu kan?”
“Kok ada saya?”
“Iya, saya mau sarapan kamu”
“Hihihi…. Atau bermaksud lain. Aku duduk di atas meja. Aku memandang Kak Edo, merasakan getaran. Kak Edo dengan senang mengusap-usap vaginaku yg kini jadi licin.“Hehehe…. Aku mens semalam, dan sekarang semuanya jadi kotor. Aku menggoyang pinggul bak pedangdut, membuat putaran dan pelintiran serta erangan.
