Aku pun mulai kacau merasakan sensasi di penisku. Aku tersenyum aja mendengarnya. Xnxx bokep Aku tidak berani terlalu dalam. Aku biasa menyebutnya dengan Ibu Titis.Ibu Titis tingginya kira-kira 170cm, bahkan lebih tinggi dari suaminya. Sesekali bibirnya turun ke pelirku dan mengisap dengan kuat. Dan tubuh Mbak Titis pun bergetar sangat hebat. Muluntuku pun mulai menghisap gundukan indah Mbak Titis. Kuarahkan perhatianku lagi ke bawah. “Ouhh… Mas…”, tangannya meraih rambuntuku dan menjambak pelan. Mbak Titis lagi-lagi melenguh panjang. “Mas, nanti malam jangan lupa matiin pemancarnya ya.”, pesan Pak Damian padaku. Sementara Mbak Titis meliuk-liuk menerima serangan di vaginanya. Ibu masuk dulu ya”, katanya lagi sambil berlalu dengan tetap memberikan senyum. Abis di kantor lagi sepi. Akhirnya aku diam saja membiarkan Mbak Titis bermain dengan penisku. Sodokanku di vaginanya kupercepat sementara remasanku semakin kuat di teteknya. “Mbak… Aku dah mo keluar Mbak… Mphhh…”
Iiiiyyaaaa maasss… mbak juga… aaayooo masss…”
Kupercepat gerakanku. Pak Min itu orang yang dipekerjakan untuk membereskan kantor, semacam OB gitu. Aku langsung kesengsem abis. Tampak samar belahan daging dan