Akhirnya kami melewati pintu keluar ruang sampah ini, kali ini aku bernafas legaaa banget, aku mengambil nafas panjang sambil berlari mengejar. Playbokep Kami mengobrol cukup lama, Rini duduk di sampingku namun tubuhnya merebah di dadaku.“Kamu gak papa?” tanyaku lagi, memang rada konyol untuk menanyakan hal ini berulang-ulang. “Sakit,” balasku. Kumasuki kamar hotelnya dan kuletakkan di atas tempat tidurnya. Rini bengong, aku berkata panjang lebar agar dia tidak punya kesempatan untuk membantah. Rini tertawa melihatku, “kamu belum pernah punya pengalaman sama cewek ya?” tanyanya. Aku melepaskan diri dari rangkulan tangannya, badanku berdiri tegak, kedua tanganku mengelus elus samping pinggul dan pantatnya. Bibirnya tersenyum kecil, wajahnya kusut seperti bajunya, dan roknya terangkat, sampai 1/5 celana dalamnya yang bewarna kuning terlihat jelas. “Rin, rin, ” “Mmm…mmm” “Rinnn…..” crooot…. Aku mencuci mukaku di wastafel.Kulihat wajahnya yang tertidur pulas, kuambil stungun dari tasnya.
