Kulihat jam dinding menunjukkan pukul sembilan. Bokep viral Dia meminta untuk mengakhiri hubungannya denganku meski aku menangis meraung-raung di telepon. Apa orang tuaku setuju aku menikah dengannya?Pikiranku sudah jauh lebih baik sekarang. Aku ingin merasakan lebih lama lagi.Secara tak sadar aku merendahkan pinggulku perlahan-lahan sampai penis Angga memenuhi liang vaginaku. Aku menjerit kaget dan gerakanku terhenti. Aku pun mulai melunak. Setelah benar-benar habis, kami lanjutkan dengan minum minuman keras. Angga membiarkanku sesaat menikmati moment ini. Dia mengucapkan kata-kata itu dengan mata berbinar-binar sehingga membuatku tersanjung. Rasa geli yang menerpa segera berubah menjadi nikmat. Angga tertawa melihat aku memutar-mutar kepala seperti angin puyuh.“Untung kaca film mobilku gelap. Kemana-mana selalu diantar sopir ayahku. Belum pernah ada cewek yang tidak puas kalau main denganku!” katanya pongah.“Teman-temanku sampai menjuluki aku ‘Sex Machine’!” lanjutnya.“Ngibul! Sebenarnya yang salah aku. Asyik sekali rasanya! Akibat kejadian malam itu, hampir tiap hari aku making love dengannya. Kepalanya yang merah mengkilat karena cairan maninya meleleh keluar.
