Tanpa mengeluarkan lidahnya dari mulutku, ibu mulai menekan pantatnya ke bawah. Lidah itu mengusap-usap pangkal paha kananku, terus menyusur ke paha, lutut, ke ujung kaki. Bokep barat Ibu pun mulai merebahkan badannya di ranjang, kedua pahanya dibuka untuk menyambut tubuhku.Tepat di tengah selangkannya, kulihat dua garis merah tua terbuka, dan persis di tengah garis itu, kulihat ada lubang kecil yang terbuka sedikit, liang vagina ibu. “Melakukan apa?” cecar ibu. Glek, glek, aku menelan ludah beberapa kali. Batang penisku makin membengkak karena serasa tertekan ke bawah, sehingga menambah kenikmatan yang menjalar di sana. “Cuma apa?” Ibu mengejar. “Tapi kamu tahan khan selama ini, tidak ke pelacur?” tanya ibu lagi. Kini aku sudah nggak tahan betul, sebab batang kemaluanku sudah meronta keras. Melihat ini, aku seakan lupa kalau wanita yang telentang itu adalah ibu, maka aku segera melucuti celana dalamku sendiri, dan merangkak di antara kedua pahanya. Glek, glek, aku menelan ludah beberapa kali.
