“Ray!” Sebuah suara lirih berbisik di telingaku. Aku dapat merasakannya dari setiap pertemuan kami, dan aku menghargainya. Bokep arab “Seorang cowok keren dengan pikiran terbuka?”
“Minimal bule, deh.”
Kurasakan Chie meremas lenganku, memberikan respon atas guyonanku yang nyaris tidak pada tempatnya. Aku hanya tertawa saat kepalannya menyentuh lenganku. Menjentikkan jemarinya memanggil saat aku tergopoh-gopoh memungut rokok mahalku sambil menggerutu. Membuatku salah tingkah dengan kegelianku sendiri. Aku dapat merasakannya dari setiap pertemuan kami, dan aku menghargainya. Kusentuh tubuh indahnya, membantunya melepas baju dan branya. Tapi bukan Chie. “Cukup segitu?”
Jay terdiam. “Ray? Baru kali ini aku menyemburkan spermaku di dalam liang kemaluan seorang gadis. Kutunggu saat-saat kepalannya menghajarku. “Ray…”
“Hmm…”
“Kamu pikir akan ada yang mau menikahiku kelak?”
Ah, Chie. Akulah Ray.Kuusapkan keringat di wajahku ke kulit dada gadis di bawahku, sebelum aku bangkit berdiri dan memunguti pakaianku, mengenakannya, dan meninggalkan ruangan gelap itu, sesaat setelah Chie merangkulku dari belakang.
