Hiduplah dengan saya. Bokep arab Arline menatap wajah ndeso si sopir taksi, dia tersenyum penuh arti dan kemudian mencium keningnya. Hamzah melirik melalui kaca spion, wanita cantik itu duduk santai di belakang, menyelonjorkan kaki dan menyalakan rokok. Jadi pada jam-jam tertentu–biasanya petang hari–Hamzah menjemputnya di rumah tersebut, membawanya ke tempat yang senantiasa berbeda-beda tergantung mana yang ditunjuk wanita itu, lantas mengantarnya kembali pulang setelah ‘bisnis’-nya usai pada jam-jam tertentu pula. Kehidupan malam dan hingar bingar pesta, sepertinya memberikan keleluasaan baru dan ia bagai memperoleh jati diri di sana. Maafkan saya…selamat tinggal!” Arline mengucapkannya dengan bibir bergetar, pelupuk matanya basah, namun ia menyekanya cepat-cepat, lalu membuka handle pintu tergesa-gesa dan pergi. Batang kemaluan itu pun serasa ada yang memuntirnya. Arline membayar cukup mahal untuk tugas tersebut dan Hamzah menerima itu sebagai bagian tak terpisahkan dari harkat ‘ke-supir taksi-an’ nya.
