Setengah kesal aku hampiri juga pintu rumahku, dan setelah aku mengintip dari lubang kecil di pintu, kulihat tiga orang gadis. Terasa basah barang Eve, terasa menggigil barang Eve. Bokep china “Saya Eve,” gadis bermata biru ini asal Jerman. Kurasakan nikmat tak ketulungan. Sedang Eve masih saja mematung, hanya jari-jari tangan kirinya saja yang mulai meraih-raih sesuatu di selangkangannya. “Iya deh, sekalian numpang minum,” kata bule yang berambut panjang masih kedengaran kesalnya.Setelah mereka duduk, kami memperkenalkan nama kami masing-masing. “Uuh… ssshh… uuuhh… ssshhh…” aku merasa nikmat. Kesel sih boleh, tapi jangan bilang Jepang sialan dong. Dengan setengah bingung karena tidak mengerti persoalannya, kupersilakan mereka untuk masuk. Namaku Jackie dan tentunya bukan nama asliku. “Sudahlah, memang belum rejeki kita dijajanin sama si Gamha,” sekarang bule bermata biru nyeletus. Karena waktu mengetik sambil berdiri dan si Khira duduk di kursi meja komputer, maka dapat kulihat dengan jelas ke bawah bukitnya si Khira yang lebih putih dari punyanya si Emily.
