Aku tak mau ambil resiko bermain seks dengan perempuan sewaan begini tanpa pengaman. Jembut lebatnya menutupi seluruh permukaan kewanitaannya. Bokep terbaru Belum sempat Aku menggoyang, Yeni duluan memutar pantatnya. Terbayang, kan, kalau dada model “papan setrikaan”, bukannya nikmat malah pegel. “Udah itu?”
“Mas maunya apa?” tantangnya. Tak sulit menemukan tempat ini. Sampai di ujung lorong, dia berhenti di depan jendela kaca nako. “Eh…bentar dong Mas,” elaknya ramah. Ada yang lagi ngobrol, ada yang berdiri di depan cermin mematut dandanannya. “Pijit dulu aja,” sambungnya. Aku berbalik. Aku menurut saja ketika Yeni megelap tubuhku dengan handuk, lalu merebahkan tubuhku terlentang. Dengan style yakin –sembari deg-degan– Aku langsung masuk, juga supaya tak sempat ada yang mengenali di pinggir jalan raya ini.Di ruangan yang remang itu ada satu stel sofa yang diduduki 4-5 cewe yang berpakaian serba minim. Dari depan tempat ini memang tak menyolok, hanya pintu kaca yang terbuka sebelah. Hanya Aku ingat pesan kawanku tadi. “Yeni mandi dulu ya Mas.”
“Ya, cepet ya.”Keluar dari kamar mandi Yeni berbalut handuk.