Sengaja tak kumasukan agar aku bisa lebih lama menikmati saat-saat ini karena bagiku inilah saat sesungguhnya aku bisa mendapatkan penyerahan total bukan sewaktu bercinta atau orgasme. sshh.. Xnxx bokep uhh.. Begitu pahanya secara naluri membuka, aku tak menyia-nyiakan untuk mengelus lebih dalam lagi sampai ke pangkal pahanya. kamu baru minum?”
“Eehh,” sahutku, aku tak tahu pasti itu jawaban atau erangan. Kuambil sebatang rokok. “Ben.. hangat sekali. Kukecilkan lampu sampai redup lalu kududukan ia di sofa. Kadang “secara tidak tersengaja” jariku menyentuh pahanya. aass.. Ah bagus tidak berbau. Kumundurkan kursi mobil dan mulai memejamkan mata. Huh, aku tidak bisa berpikir sehat lagi. Dia adalah anak pertama dari tiga bersaudara, perempuan semua. Tanganku mengelus perlahan mulai dari lututnya sampai setengah pahanya. “Aku pengen ngobrol.” Ah aku tidak bisa tau apakah aku sedang mabuk atau cemburu yang amat sangat saat itu. Aya terpejam. Nafasnya masih tersengal-sengal.Setelah kukulum bibirnya beberapa saat aku berdiri di atasnya. “Aya besok lusa aku telpon kamu oke?”
Ia tak menjawab.
